Cagar Budaya

Informasi
Bangunan Cagar Budaya

Bank Mandiri

Jl. Pahlawan 120, Krembangan Selatan, Krembangan
Bangunan Cagar Budaya

NV Lindeteves Stokvis, salah satu di antara lima perusahaan konglomerat Belanda selain NV Rotterdam Internatio, NV Borsumij Maatschappij, NV Geo Wehry, dan NV Jacobson van den Berg. Mereka menguasai jaringan bisnis perdagangan, produksi, jasa, industri, serta distribusi di sejumlah negara. Di Surabaya, NV Lindeteves Stokvis merupakan cabang dari perusahaan yang berkedudukan di Semarang.  

Gedung Lindeteves Stokvis ini dibangun pada tahun 1911 dan selesai pada tahun 1913 dengan menggunakan perancang dari Batavia, yaitu biro arsitek Hulswit en Fermont te Weltevreden Ed. Cuypers te Amsterdam, biasa disingkat menjadi Hulswit, Fermont dan Ed. Cuypers. Sedari awal gedung ini dirancang sebagai kantor maupun pabrik baja, sehingga bangunannya besar dan luas. Bagian belakang gedung ini sangat luas dengan atap yang tinggi. Konstruksinya menggunakan rangka baja, dan pintu-pintunya menggunakan rel yang dapat dibuka dengan cara digeser ke samping kiri maupun kanan. Di dalamnya terdapat bekas track atau rel, dulunya digunakan untuk mengangkut material berat. Sedangkan di bagian tengah dari kompleks bangunan ini terdapat taman yang asri dengan beberapa pohon rindang. Bangunan gedung ini juga dilengkapi dengan menara yang menjulang cukup tinggi dengan jam analog yang menunjukkan waktu dan masih berfungsi sampai saat ini (lihat foto sebelumnya, Kebon Rojo 1 dan 2). Konon, jam menara tersebut dibekali dengan lonceng yang bisa menyanyikan lagu Westminster. Hal ini sesuai dengan tulisan yang tertera dalam mesin jam tersebut, “torenuurwerk met Westminster carillon”. Carillon adalah sekumpulan lonceng yang berbeda ukuran, sehingga dapat menimbulkan nada yang berbeda pula ketika dipukul. Pada jam menara ini yang dinyanyikan adalah lagu Westminster sebelum, lonceng memberi tahu pukul berapa sekarang. Lagu Westminster pun tidak begitu asing bagi kita yang sering bepergian dengan kereta api, karena sering digunakan sebagai pembukaan pengumuman di stasiun-stasiun kereta api. 

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), gedung ini dijadikan Kitahama Butai, bengkel kendaraan perang Bala Tentara Jepang, dan sekaligus menjadi gudang persenjataan. Karena Jepang tahu bahwa NV Lindeteves Stokvis memang dulunya adalah pabrik konstruksi baja milik Belanda.. Setelah itu, penggunaan bangunan gedung ini beberapa kali sempat berpindah tangan. Dari catatan yang di dapat, pada 1993 gedung ini digunakan untuk Bank Niaga. Lalu, Bank Dagang Negara (BDN), dan semenjak 2001 hingga sekarang, beralih menjadi gedung Bank Mandiri Cabang Surabaya Pahlawan. Bagi lingkungan sekitar, bangunan gedung ini menjadi landmark karena keunikan bangunannya yang terletak di jalur strategis nan ramai, tepat di pojok perempatan.