Cagar Budaya

Informasi
Bangunan Cagar Budaya

Eks Mess Rri

Jl Kayun 34, Embong Kaliasin, Genteng
Bangunan Cagar Budaya

Dalam masa perjuangan merebut kemerdekaan, pemancar RRI Surabaya sempat berpindah pindah. Para angkasawan membawa peralatan teknik ke studio di Jl. Embong Malang, atau tepatnya di kawasan Hotel 88 Surabaya. 28 Oktober1945,  RRI Surabaya dikepung oleh Tentara Gurkha yang tidak mau diusir keluar dari gedung. Para tentara Gurkha ini mengadakan perlawanan kepada seluruh angkasawan RRI. Seluruh angkasawan disuruh pulang dan MENGHENTIKAN SIARAN. Hanya pucuk pimpinan saja yang berada di dalam studio yakni Bapak SOEKIRMAN saja yang saat itu diperbolehkan menduduki studio. Karena kemarahan arek-arek Suroboyo, atas perlakuan dari Tentara Gurkha, maka pada tanggal 28 Oktober 1945, setelah Bapak SOEKIRMAN juga dipaksa untuk keluar studio, karena tidak mau menghentikan siaran, menimbulkan kemarahan arek-arek Suroboyo. Atas kemarahan itu, arek-arek Suroboyo MEMBAKAR gedung RRI Surabaya di Jl. Simpang atau yang saat ini dikenal sebagai Jl. Pemuda 82-90 Surabaya. Tidak seorangpun yang SELAMAT dari pembakaran gedung ini, termasuk 45 TENTARA GURKHA TEWAS di dalam gedung. Radio RRI Surabaya dibangun kembali di tahun 1956 atau 11 tahun setelah dibakar. Sebelumnya, kegiatan siaran dilakukan di Jl. Kayoon 34 Surabaya pada saat setelah Radio RRI yang berada di Jl. Pemuda terbakar dan pernah menjadi tempat perundingan pertama Dr. Moestopo dengan pihak Inggris.