Cagar Budaya

Informasi
Bangunan Cagar Budaya

Langgar Gipo

Jl. Kalimas Udik I No. 51, Nyamplungan, Pabean Cantian
Bangunan Cagar Budaya

Langgar Sagipodin/Gipo terletak di Jl. Kalimas Udik I Surabaya, Kelurahan Nyamplungan, Kecamatan Pabean Cantian, didirikan oleh keluarga Sagipoddin sekitar tahun  1700-an oleh Tsaqifuddin atau H. Abdul Latif bin Kamal bin Kadirun seorang saudagar/pedagang kaya. Ia tinggal di kawasan kampung elit Ngampel. 

 Langgar Sagipoddin baru direnovasi ulang sekitar tahun 1800-an, memiliki 2 lantai dan berdiri di atas lahan sekitar 100 meter persegi.

Silsilah keturunan Sagipoddin berasal dari Mbah Kadirun yang mempunyai putra bernama Mbah Kamal dan mempunyai putra Tsaqifuddin atau H. Abdul Latif bin Kamal bin Kadirun yang merupakan pendiri dari langgar Sagipoddin. Nama Tsaqifuddin berubah menjadi Sagipoddin karena lebih lekat dengan lidah orang Jawa (dialeg logat Jawa). Kemudian, nama itu dipendekkan lagi menjadi Gipo. Sagipoddin sendiri menurut bahasa arab mempunyai arti perintis agama. Gipo lalu menjadi tanda nama keluarga, semacam marga atau fam.

 Menurut informasi Bapak Yunus, Keluarga Gipo juga masih merupakan kerabat keluarga Mas Mansur, tokoh Muhammadiyah di Surabaya. Salah satu keturunan Gipo bernama Hasan Gipo, generasi kelima yang menjadi Ketua Nahdatul Ulama (NU) pertama. Hasan Gipo banyak diceritakan kerap mendampingi pendiri Nahdatu Ulama (NU) yaitu, KH. Hasjim Asy'ari, bepergian ke mana pun.

Hasan Gipo tak banyak ditulis dalam sejarah perjuangan bangsa. Baru setelah dunia maya menggejala, nama Hasan Gipo mulai mewarnai gawai berita setelah NU menemukan situs makam Hasan Gipo di kompleks pemakaman Ngampel pada tahun 2015. 

Hasan Gipo adalah seorang yang aktif dalam berorganisasi dan juga seorang diplomat ulung. Sehingga KH. Wahab Hasbullah memilih dan menunjuk Hasan Gipo sebagai Ketua NU yang pertama, kedua dan ketiga, oleh karena itu langgar Gipo selain sebagai tempat sholat juga dijadikan sebagai tempat berkumpul umat NU.

Dari langgar ini berdiri organisasi “Tashwirul Afkar” yang merupakan cikal bakal berdirinya NU (Nahdlatul Ulama) di Kawasan timur. Langgar Sagipodin merupakan tempat berkumpul para Kyai dan tokoh-tokoh Pergerakan Indonesia seperti Kyai Wahab Hasbullah, KH. Mas Mansyur, Hasan Gipo maupun Hos Tjokroaminoto serta para Kyai yang berada di Jawa Timur.   

Di Langgar ini, para Kyai dan tokoh-tokoh Indonesia berunding dan membahas tentang perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia dan pendidikan bangsa Indonesia terutama umat muslim jangan sampai pendidikannya tertinggal.

Langgar Gipo dibangun cukup kokoh dengan kayu jati kuno. Lantai satu menggunakan tegel terakota. Tegel yang digunakan menghiasi lantai orang kaya zaman dulu, yang dikenalkan VOC. Di belakangnya terdapat sumur yang airnya terlihat masih bersih. Dan   lantai dua Langgar Gipo terbuat dari papan kayu jati-