Cagar Budaya

Informasi
Bangunan Cagar Budaya

Sman 1, 2, 5, 9

Jl. Wijaya Kusuma/Kusuma Bangsa, Ketabang, Genteng
Bangunan Cagar Budaya

Yang dimaksud dengan SMA kompleks terdiri dari SMA 1,2, 5 dan SMA 9, Yang beralamat di Jl. Wijayakusuma 48. Sedangkan SMA 5, beralamat di Jl. Kusuma Bangsa 21, Surabaya.

 Gedung sekolah yang sekarang dikenal sebagai SMA komplek di Jl. WIjayakusuma, pada jaman Belanda dikenal sebagai HBS (Hogere Burger School) , yang setingkat dengan Pendidikan menengah atas. Itulah sebabnya Jl. WIjayakusuma dulunya disebut sebagai HBS straat (karena ada sekolah HBS disana). 

Sekolah HBS Surabaya terkenal karena telah melahirkan tokoh-tokoh nasional, seperti Soekarno, Roeslan Abdulgani ( mantan Menlu), Soedjatmiko (mantan Dubes RI untuk PBB), Widjojo Nitisastro (mantan Menteri Keuangan dan ketua Bapenas) dsb.nya. Soekarno, Presiden RI pertama bukan tamatan HBS Wijayakusuma, tapi tamatan HBS Kebonrojo (1916-1921), sebelum pindah ke Jl. Wojayakusuma.

Gedung HBS Wijayakusuma dibangun th. 1923. Arsiteknya adalah J. Gerber dari BOW (Burgerlijke Openbare Werken – Jawatan Pekerjaan Umum) di Batavia.  J. Gerber adalah arsitek dari Gedung Sate di Bandung yang terkenal itu.

Ciri khas yng paling terkenal dari Gedung HBS Wijayakusuma dimasa lalu adalah pintu masuk utamanya (Main Entrance), yang berbentuk busur lengkung. Banyak alumni atau tamu-tamu terkenal yang mengunjungi HBS WIjayakusuma ini mengambil gambar Bersama di depan pintu busur lengkung tersebut sebagai ciri khas bahwa mereka telah mengunjungi alma maternya. Sayang sekali bahwa busur lengkung tersebut sekarang ditutupi dengan bangunan kecil pada pintu masuk utamanya. Selain ciri khas busur lengkung pada pintu masuk utamanya , sebenarnya desain arsitekturnya secara keseluruhan tidak punya ciri khas yang menonjol. Selain tentu saja desain arsitektur tropis kolonial yang sangat memperhatikan iklim tropis basah, yang sekarang sering diabaikan oleh desain Gedung-gedung baru di Surabaya.

Selain ciri khas pada desain arsitektur tropis, sebenarnya Gedung ini punya peran besar pada sejarah Pendidikan di tanah air (HBS Surabaya 1881 – yang di Kebonrojo - termasuk sekolah menengah pertama di Hindia Belanda yang dibangun oleh pemerintah Belanda waktu itu)

Selain itu gedung sekolah ini juga punya peran pada perang 10 Nopember Surabaya dimana gedungnya pernah dipakai sebagai markas tentara Jepang (pada masa pendudukan Jepang sekolah ini pernah dipakai sebagai markas Rikugun), kemudian dipakai sebagai markas Tentara Pelajar Indonesia. Saat terjadi pertempuran 10 Nopember 1945, sekolah ini dijadikan markas “Tentara Republik Indonesia Pekajar” (TRIP), setelah berhasil memukul mundur tentara Inggris pada pertempuran fase pertama.

Untuk mengenang para korban yang telah gugur pada peristiwa pertempuran di kota Surabaya tersebut, kemudian dibangun prasasti batu yang diletakkan di depan sekolah tersebut.