Cagar Budaya

Informasi
Struktur Cagar Budaya

Sumur Jobong

Jl. Pandean Gang I, Peneleh, Genteng
Struktur Cagar Budaya

Kawasan Peneleh adalah kawasan delta yang menjadi tujuan pemukim atau munculnya sebuah peradaban. Dalam buku Asia Maior “Soerabaia 1900-1950”, diiilustrasikan kondisi alami di kawasan Bunguran (utara Peneleh), masih berupa tanah berair dan berawa-rawa. Bisa jadi, semakin ke utara seperti di kawasan Ampel, kondisi alamnya masih semak belukar dengan lahan yang berlumpur. Tanahnya belum sepadat dan sekeras jika dibandingkan dengan di kawasan selatan (kini kawasan kelurahan Peneleh).

Di ujung selatan kawasan delta Kalimas  inilah peradaban kuno Surabaya yang mulai bergeliat, lebih awal jika dibandingkan dengan kawasan yang kelak bernama Surabaya (1275) lalu Ngampel (1420). Penemuan arkeologi sumur Jobong di kampung Pandean menjadi pembukti adanya peradaban di delta Kalimas ini.

Penemuan Sumur tertua di Surabaya ditemukan tidak sengaja oleh para pekerja saat menggali tanah untuk proyek box culvert di kawasan Jalan Pandean Gg I RW 13 RT 10, Kelurahan Peneleh pada tanggal 8 Oktober 2018. Lingkungan tempat ditemukannya jobong adalah diperkampungan padat penduduk. Kondisi rumah-rumah warga di Pandean Gg I saling berjejer satu sama lain tanpa ada halaman samping, demikian pula bagian depan rumah berbatasan langsung dengan jalan kampung yang lebarnya sekitar 3 - 4 meter.

Sumur bertumpuk tiga itu ditemukan di kedalaman tanah kurang lebih satu meter dengan posisi titik koordinat 49 M 0651513  9164442. Pada saat penemuan, kondisi jobong tertutup tanah liat, air limbah dari rumah-rumah di sekitarnya, sehingga yang terlihat hanya jobong 1 (paling atas), dan jobong 2 (di bawahnya), sedang jobong 3 tertutup air. Struktur sumur jobong tersebut dalam kondisi masih insitu.

Berdasarkan hasil Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dari Trowulan-Jatim, saat melakukan peninjauan langsung dilokasi temuan yaitu mengukur sumur tua, mengidentifikaksi temuan frangmen yang ada di dalam sumur serta mengambil foto. Dari pengamatan awal, peneliti sepakat bahwa sumur tua yang ditemukan warga itu mirip dengan jobong atau sumur di era Kerajaan Majapahit. Hal tersebut didukung dengan fungsi dari sumur jobong yaitu, selain berfungsi sebagai kebutuhan rumah tangga sehari-hari, juga digunakan untuk ritual keagamaan dan pertanian dalam skala kecil, misalnya untuk menyirami tanaman ketika kemarau.



-