Cagar Budaya

Informasi
Bangunan Cagar Budaya

Wismilak

Raya Darmo 36 - 38, Dr. Sutomo, Tegalsari
Bangunan Cagar Budaya

Grha Wismilak dulu Kantor Polisi sesi 2 yang didirikan sekitar tahun 1920-an, hal ini tampak dari foto dari kartu pos terbitan Jong Soe Hien di tahun 1924. Gedung Wismilak berada di persimpangan Jl. Raya Darmo 36 Surabaya dan Jl. Dr. Soetomo 27 Surabaya. Gedung tersebut berdiri di pojok perempatan Darmo Boleuvaard dan Coen Boulevaard. Nama Coen diambil dari nama Jan Pieterszoon Coen, beliau adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang keempat dan keenam. Masa jabatan pertama beliau antara tahun 1619-1623, sedangkan masa jabatan kedua beliau antara tahun 1627 – 1629.

Gedung Grha Wismilak terdiri dari 2 (dua) lantai. Di Lantai pertama gedung bersebut berlantai batu alam, sedangkan lantai kedua berlantai kayu. Pada jaman itu gedung dua lantai sangat langka. Total luas gedung asli adalah 999,89 meter persegi yang terdiri dari lantai satu seluas 495 meter persegi. Sedangkan lantai dua 504,64 meter persegi. Secara keseluruhan gedung 2 lantai ini struktur nya adalah berdinding pemikul. Salah satu ciri bangunan yang menggunakan struktur dinding pemikul adalah sulit untuk membuat lubang yang lebar di permukaan temboknya sebagai jalan masuknya cahaya.

Menurut Buku Telepon tahun 1929, Coen Boulevard 27 (sekarang Jl. Dr. Soetomo 27 Surabaya) dimiliki oleh Paul Alexander Johannes Wilhelm Brandenburg Van Der Gronden. Ia adalah seorang makelar gula firma G.L. SIRKS & Co. Sementara itu, Darmo Boulevard 36 (sekarang Jl. Raya Darmo 36) dimiliki oleh Willem Hugo Lodewijk Savelkoul. Savelkoul adalah pemilik dan kepala firma Savelkoul. Pada saat itu Darmo Boleuvaard dan Coen Boulevaard termasuk dalam kawasan elit. Hanya bangsa Belanda dengan penghasilan tertentu yang boleh tinggal di kawasan tersebut.

Pada tahun 1936 hingga tahun 1942, gedung Wismilak dulu disewa secara bulanan oleh Toko Yan, yang merupakan cabang Toko Piet dari seseorang bernama Han Sing Kien yang beralamat di Jl. Ngemplak yang saat ini menjadi markas Garnisun Kota Surabaya. Gedung ini dulu juga dibuat mess pegawai toko Piet dan Toko Yan. Pada saat itu, suasana di depan Toko Yan termasuk kawasan yang cukup sibuk, didepannya terdapat halte trem listrik. Pada saat Surabaya jatuh ke tangan Jepang, sejak tahun 1942 gedung tersebut diambil alih dan difungsikan sebagai kantor polisi Jepang.

Gedung ini memiliki nilai sejarah tersendiri bagi Kepolisian Negara Republik Indonesia. Bahkan, proklamasi dan eksistensi ‘Polisi Istimewa’ (yang kini menjadi nama jalan di seberang Grha Wismilak) dilakukan sebelum terbentuknya POLRI. Pada tanggal 21 Agustus 1945 Polisi Istimewa Surabaya (Tokubetsu Keisasutai) dipimpin komandan Inspektur Polisi Moh. Jasin memproklamirkan diri sebagai Polisi Republik Indonesia. Menurut Ultimatum Jenderal Mansergh Arek-arek Surabaya diharuskan meletakkan senjata-senjata yang dirampas dari Jepang di muka gedung ini, yakni di persimpangan Darmo Boulevaard dan Coen Boulevaard.

Dalam buku “Sejarah Kepolisian di Indonesia”, disebutkan: di Surabaya, Komandan Polisi Istimewa Jawa Timur, Inspektur Polisi Kelas I (Iptu) Moehammad Jasin, memproklamasikan kedudukan kepolisian pada tanggal 21 Agustus 1945. Jadi, di Surabaya, Kepolisian Republik Indonesia lahir mendahului keberadaan polisi secara resmi di Indonesia yang ditetapkan sebagai Hari Bhayangkara, 1 Juli 1946. Sehingga kantor polisi ini menjadi bagian dari sejarah, khususnya sejarah kepolisian. Bahkan gedung Wismilak menjadi Kantor Kepolisian Resor Surabaya Selatan hingga tahun 1993. Berikut adalah gedung Wismilak yang diambil tahun 1978 saat masih digunakan sebagai kantor kepolisian.

Pada tanggal 3 Juli 1993 gedung tersebut dipindahtangankan ke Wismilak. Gedung baru diresmikan sejak 9 September 2009 oleh Bapak Willy Walla selaku Presdir PT. Wismilak Inti Makmur. Desain arsitektur gedung baru, mengikuti gedung lama. Tidak hanya mengikuti tetapi juga bersambung dengan gedung lama. Gedung baru adalah hasil rancangan Endramukti Design Associates dan berlantai empat dengan tambahan lantai atap dan top floor. Gedung baru ini digunakan sebagai tempat PT. Jamu Iboe. Sehingga, bangunan ini sudah beralih fungsi sejak beberapa tahun lalu menjadi gedung Wismilak dan PT. Jamu Iboe dengan tetap mempertahankan ciri khas bangunan kuno. Antara gedung lama dan gedung baru ditambah dengan taman sepanjang pinggir pagar jalan menuju area parkir di lantai basement sebagai pemersatu kedua gedung. Lantai satu seluas 533,61 meter persegi, sedangkan lantai dua sampai empat berluas 583,86 meter persegi. Sedangkan luas lantai atap 522,8 meter persegi sementara top floor seluas 137 meter persegi.





-